GAMBARAN JAMUR PENYEBAB TINEA MANUUM PADA PEKERJA CUCI PIRING RUMAH MAKAN DI WILAYAH SAMARINDA SEBERANG
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstrak
Dermatofitosis merupakan penyakit mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur. Dermatofitosis seringkali disebut juga dengan infeksi tinea dan diklasifikasikan menurut bagian tubuh yang terkena. Seperti tinea manuum yang merupakan infeksi dermatofitosis pada kulit bagian telapak tangan, punggung tangan, dan jari-jari tangan. Pekerja cuci piring cenderung mudah terinfeksi jamur tinea manuum dikarenakan lingkungan kerjanya yang lembab dan mengharuskannya untuk selalu berkecimpung dengan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jamur penyebab tinea manuum pada pekerja cuci piring rumah makan yang ada di wilayah Samarinda Seberang.
Jumlah sampel pada penelitian ini melibatkan para pekerja cuci piring rumah makan yang ada di wilayah Samarinda Seberang sebanyak 35 orang. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer dan diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan para pekera cuci piring terkait serta pemeriksaan laboratorium secara makroskopis dan mikroskopis.
Hasil penelitian ini didapatkan persentase karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebesar 63% dan perempuan sebesar 37% serta persentase kejadian tinea manuum pada pekerja cuci piring rumah makan di Wilayah Samarinda Seberang sebesar 29%. Disimpulkan bahwa infeksi tinea manuum yang menyerang pada para pekerja cuci piring rumah makan wilayah Samarinda Seberang disebabkan oleh jamur dermatofita, yakni Trichopyton sp.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
Referensi
-
1] Devy, D., & Ervianti, E. (2016). Studi Retrospektif?: Karakteristik Dermatofitosis. Bikk, 30(1), 66–72.
[2] Dilly, J. T., Kapantow, M. G., & Suling, P. L. (2016). Profil Herpes Zoster Di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari - Desember 2013. E-CliniC, 4(2).
[3] Ramadhany, A. (2018). Hubungan Kejadian Tinea Manus dengan Penggunaan Sarung Tangan pada Petugas Kebersihan di Kecamatan Medan Kota. Skripsi. Program Sarjana Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, 1–47.
[4] Majawati, E. S., Kurniawati, J., & Sari, M. P. (2019). Prevalence of Onychomycosis in Fish Traders in Kopro Market West Jakarta. Indonesian Journal of Biotechnology and Biodiversity, 3(2), 55–62.
[5] Kaltsum, U. (2014). Holistic Approach to Management of Dermatophytosis ( Tinea Manum The right , Tinea corporis , Tinea cruris and Sinistra ) in Women Age 43 Years with Labor Jobs Daily Wash. 3 (September), 135–142.
[6] Sondakh, Cindy E.E.J, dkk. (2016). Profil Dermatofitosis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2013. E-CliniC, 4(1). [7] Hasbi, N. (2020). Identifikasi Jamur Penyebab Tinea Manuum pada Pedagang Ikan di Pasar Kodim Kota Pekanbaru. (Vol. 5, Issue 2).
[7] Kemenkes. (2021). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/5675/2021 HK.01.07/MENKES/10882/2020 tentang Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2021-2025. 2025, 1–1405. jdih.kemkes.go.id
[8] Malak, S., Kandou, R. T., & Pandaleke, T. A. (2016). Profil Dermatitis Seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2013. E-CliniC, 4(1).
[9] Ade Indrawan, I., Suwondo, A., & Lestantyo, D. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Bagian Premix Di PT. X Cirebon. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 2(2), 110–118.
[10] Yulia Budiarti, L., Noormuthmainah, N., & Rahmiati, R. (2019). Jenis bakteri dan Jamur Kontaminan Udara di Ruang Perawatan Sub Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru. YARSI Medical Journal, 15(1).