TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR (STUDI LITERATUR)
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstrak
Fraktur adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan yang bisa diatasi dengan pembedahan. Nyeri merupakan masalah yang selalu dialami oleh pasien pasca bedah fraktur. Pemberian terapi farmakologis terkadang tidak selalu dapat menurunkan rasa nyeri sehingga perlu di dukung dengan terapi nonfarmakologis. Teknik relaksasi napas dalam adalah salah satu jenis terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri pasca bedah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hasil penelitian teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur/studi kepustakaan. Sumber data dalam penetian ini didapat dari google scholar yang berhubungan dengan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post operasi fraktur dari tahun 2015 sampai tahun 2020. Hasil penelitian dari 4 jurnal menyatakan ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post operasi fraktur. Diharapkan dapat memberikan konstribusi dan mengembangkan keperawatan, sebagai bahan untuk mengambil kebijakan mengenai pendekatan psikologis dan spiritual berupa relaksasi nafas dalam untuk mengatasi rasa nyeri pada pasien post operasi.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
Referensi
-
1.Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Nyeri pada Pasien Fraktur. 9, 5.
2.Arisnawati, Zakiudin, A., & Iskandar, R. (2019). Pengaruh Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Di Ruang Flamboyan Rsud Brebes. https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/628/982
3.Aslidar, A. (2016). Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Pasien Pasca Operasi Fraktur Cruris Di Rsu.Pusat Haji Adam Malik Medan. Jurnal Keperawatan Flora, 9(2), 69–84.
4.Igiany, P. D. (2018). Perbedaan Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Fraktur Ekstremitas Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam. Jurnal Manajemen Informasi Dan Administrasi Kesehatan, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.32585/jmiak.v1i1.123
5.Mansjoer, A., Triyanti, K., & Savitri, R. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Jambi. http://library.poltekkesjambi.ac.id/opac/detail-opac?id=1895
6.Pujiarto, P. (2018). Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Open Reductional Internal Fixation Menggunakan Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Musik. Jurnal Kesehatan Panca Bhakti Lampung, 6(2), 130–137. https://doi.org/10.47218/jkpbl.v6i2.49
7.Rusminah, R., Siswanto, S., & Nugroho, A. S. (2019). Penerapan Distraksi Mendengarkan Musik Klasik Untuk Mengurangi Nyeri Fraktur Klavikula. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 5(2), 48–53.
8.Sastra, L., Despitasari, L., & Mercubaktijaya, K. Stik. (2018). Pengaruh Terapi Dingin Cryotherapy Terhadap Penurunan Nyeri Pada Fraktur Ekstremitas Tertutup. 2(6), 9.
9.Sumardi, S., Dewi, A., & Sumaryani, S. (2019). Pengaruh Nafas Dalam Dan Mendengarkan Musik Gamelan Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Fraktur Di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 10(1), 414–426.https://Doi.Org/10.33859/dksm.v10i1.461